Ingin kutulis sebait cerita dan berbagi dengan kalian. Sebuah kisah tentang negeriku kini. Negri yang dulu mempunyai kebanggaan. Nusantara yang terbentang dalam sumpah palapa sang patih. Negri yang menjunjung adat ketimuran. Nilai moral yang melandasi berbagai kebudayaan. Negeri dengan kekayaan alam yang melimpah.
Negeriku kini telah merdeka katanya. Tapi coba tengok, itu kebanggaan pada 1945, sekarang, terlalu banyak rakyatnya menahan lapar, mengais rejeki dengan berbagai cara. Anak-anaknya masih banyak tak mampu mengenyam dunia pendidikan. Itu hanya sebagian kecil citra negeriku kini.
Mereka yang dipilih dan disumpah atas nama rakyat sebagian ada yang lupa untuk apa mereka duduk di atas sana. Berbagai cara dilakukan hanya terkadang untuk mencari harta yang semestinya dialirkan ke rakyat.
Lebih ingin meratap lagi ibu pertiwi ketika kita menengok akan generasi muda. Banyak yang berprestasi namun banyak pula yang gak jelas. Kehilangan nilai dan norma ketimuran. Mengadaptasi liberalisme sebagai cermin budaya hidup.
Lalu, aku hanya mampu terdiam dan bingung karena mungkin aku juga salah satu yang tak mampu memberi persembahan bagi negeri ku kini. Negeri yang indah dan kaya tapi masih banyak rakyatnya yang menderita.
0 comments: on "Cermin Negeriku Kini"
Post a Comment